Thursday, November 27, 2008

Amanah Kepemimpinan

Oleh : Rashid Satari

Beberapa daerah di Indonesia saat ini tengah melangsungkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), sebagai proses peralihan kepemimpinan. Kepemimpinan atau kesempatan memimpin merupakan rahmat Allah Swt. Dalam salah satu ayat-Nya Allah berfirman, "Katakanlah, wahai Allah yang memiliki kerajaan, Engkau berikan kerajaan (kekuasaan) kepada siapa yang engkau kehendaki. Engkau cabut kerajaan (kekuasaan) dari siapa yang engkau kehendaki, engkau muliakan siapa yang engkau kehendaki dan engkau hinakan siapa yang engkau kehendaki, di tangan Mu semua kebajikan. Sesungguhnya engkau berkuasa atas segala sesuatu" (QS. Ali Imran [2]:26).


Kepemimpian adalah amanah. Oleh karena itu, apapun bentuk dan skalanya, kepemimpinan akan dimintai pertanggungjawaban. Baik itu presiden, gubernur, jenderal, raja, kepala RT bahkan kepemimpinan personal. Dalam sebuah hadits dari Ibnu Umar RA disampaikan bahwa Nabi SAW pernah bersabda, "Perhatikan! Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu dipertanggungjawabkan atas apa yang kamu pimpin, maka seorang peguasa yang memimipin manusia, dipertanggungjawabkan atas rakyat yang dipimpinnya" (HR. Muslim).

Mengenai kepemimpinan, sahabat Umar bin Khattab RA. telah memberikan contoh teladan yang indah. Dalam satu riwayat diceritakan bahwa Umar RA tak canggung turun ke bawah untuk melihat langsung kesejahteraan rakyatnya. Bahkan, Umar ra pun tak canggung untuk memikul sekarung gandum dengan pundaknya sendiri sebagai bentuk khidmat pada rakyat yang dipimpinnya. Demikianlah prototype pemimpin bertanggungjawab atas amanah yang diemban.

Tak jarang pemimpin yang dibenci rakyatnya sendiri karena tidak mengemban amanah dengan baik. Pemimpin seperti ini tentu saja dibenci juga oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "barang siapa ditakdirkan Allah untuk menjadi pemimpin rakyat dan dia mati, dan saat itu ia menipu rakyatnya, maka Allah mengharamkan atasnya sorga" (HR Muslim).

Lebih berbahaya lagi, pemimpin seperti itu juga bisa menjadi ancaman bagi stabilitas masyarakat dan negerinya. Seperti yang difirmankan Allah SWT, "jika kami menghendaki akan membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan orang-orang besar (pemimpin) supaya mentaati Allah, tetapi mereka melakukan kedurhakaan di negeri itu, maka patutlah mereka disiksa, lalu kami robohkan negeri itu seroboh-robohnya" (QS. Al-Isra[17]:16).

Maka, pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang mampu membina diri dan membina masyarakatnya dalam mengamalkan nilai-nilai Ilahiyyah. Seperti yang diriwayatkan Abi Hurairah bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda "jika seorang pemimpin menyuruh bertaqwa pada Allah adalah baginya pahala dan jika dia menyuruh yang lainnya, maka balasannya demikian pula." (HR Muslim).

0 komentar:

Post a Comment

Silakan tulis kesan anda di sini. :)