Monday, December 08, 2008

Mengaji Thanta

Oleh : Rashid Satari Tiga hari dua malam di Thantha. Ibu kota propinsi Gharbiyyah ini berjarak kurang lebih 120 km dari Kairo. Kota ini berada diantara Kairo dan Alexandria serta bertetanggaan dengan kota Kafrusyaikh. Thantha merupakan satu dari beberapa kota yang berada di kawasan Delta, yaitu daerah yang terletak di antara dua aliran sungai Nil.Suatu sore di hari Selasa, 17 Januari 2006 M bertepatan dengan 17 Dzulhidjah 1426 H, saya bersama seorang...

Ketika Osama Menikah*

[ seuntai oleh-oleh petualangan]Oleh : Rashid Satari Apa kata Amerika bila Osama menikah? Mungkin negara adidaya itu akan segera mengirimkan super sniper crew-nya untuk “meramaikan” pesta pernikahan tersebut. Tapi syukurlah hal itu tak terjadi, karena memang pengantin kali ini bukanlah orang nomor wahid dalam deretan buronan Amerika itu. Dia hanya Osama, mahasiswa tingkat tiga fakultas Dakwah Islamiyyah Universitas Al-Azhar Kairo. * *Kafrusyaikh. Sebuah kota kecil, kurang lebih 100 km dari Kairo arah Alexandria. Keberuntungan bagi penulis dapat...

Happy Birthday Reformasi

[sebuah kado air mata iba ; refleksi 7’th anniversary] Oleh : Rashid Satari* Berdetak menit menjadi jam, hari berganti minggu, bulan menjelma tahun dan tahun pun bertemu windu. Indonesia, sebuah negara-bangsa yang semakin hari semakin memperlihatkan eksistensinya secara nasional maupun internasional. Belum lama ini Indonesia terlibat dalam penandatanganan solidaritas kepedulian Al Aqsa-Palestina. Sedikit banyak sebuah manuver ini membuat mata...

Ahsannas

Oleh : Rashid Satari Siang hari di mahattah (stasiun/terminal) Darâsah Kairo, sepulang ujian dari kampus Universitas Al - Azhar. Setelah menunggu hampir satu jam lamanya, bis bernomor 24 J datang juga. Bis ini sudah penuh rupanya, sehingga saya hanya mendapat jatah berdiri di tengah sesaknya penumpang. Seperti biasanya. Terbayang sudah kepenatan yang akan saya rasakan. Setelah berjemur sekian lama di bawah terik matahari, saya harus berdiri di...

Pers; Antara Otoritas dan Distorsi Opini*

(Secarik refleksi atas fenomena Jyllands Posten dan Playboy) Oleh : Rashid Satari* "Satu ujung pena lebih kutakuti daripada seribu bayonet" (Napoleon Bonaparte) Khusus untuk Indonesia, kran liberalisasi jurnalistik belum lama dibuka. Reformasi 1998 menjadi gerbang utama multi kebebasan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat Indonesia. Amien Rais dalam sebuah antologi berjudul "Reformasi Dalam Stagnasi" mengatakan bahwa dari enam agenda reformasi,...

Wednesday, December 03, 2008

Tiang Agama

Oleh : Rashid SatariRuntuh. Itulah yang akan terjadi pada bangunan yang berdiri tanpa tiang. Seperti itu pula yang akan terjadi pada bangunan Islam apabila berdiri tanpa shalat. Rasulullah SAW bersabda, “Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang mengerjakannya berarti ia menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya berarti ia meruntuhkan agama” (HR. Baihaqi).Berdirinya Islam di muka bumi tidak hanya diindikasikan dengan keberadaan agama...

Thursday, November 27, 2008

PKS, Dakwah dan Kampanye*

Rashid Satari** Belum lagi usai kontroversi iklan PKS dalam rangka Sumpah Pemuda, iklan PKS dalam rangka peringatan Hari Pahlawan menuai banyak kritik dan kecaman. Anis Matta sebagai Tim Pemenangan Pemilu Nasional PKS berdalih hal tersebut sebagai aktualisasi PKS sebagai partai dakwah. Dengan iklan tersebut PKS mengajak rekonsiliasi bangsa. Sayangnya, perkataan Anis Matta tak seirama dengan Tifatul Sembiring, sang presiden partai. Tifatul justru mengakui iklan tersebut sebagai kesalahan.Imbas dari iklan ini, PKS menuai berbagai respons di dalam...

Independensi PPMI Jelang 2009

Oleh : Rashid Satari* Organisasi mahasiswa memiliki andil besar dalam berbagai gerakan moral (moral movement). Bahkan, sejarah dunia telah mencatat berbagai perubahan yang dimotori gerakan mahasiswa. Penggulingan Juan Peron di Argentina tahun 1955, Perez Jimenez di Venezuela tahun 1958, Ayub Khan di Pakistan tahun 1969, Reza Pahlevi di Iran tahun 1979, Chun Doo Hwan di Korea Selatan tahun 1987, Ferdinand Marcos di Filipina tahun 1985 hingga Soekarno di 1966 dan Soeharto di 1998 adalah rangkaian bukti nyata kontribusi gerakan moral mahasiswa. Banyak...

Islamic Violence dan Advokasi PERSIS*

Oleh : Rashid Satari** Tulisan ini terinspirasi artikel Shiddiq Amien, MBA dalam Risalah edisi November 2001. Tulisan yang mengekspresikan kegelisahan penulisnya tersebut secara implicit terlebih dulu menggugat definisi "teroris" yang saat ini semakin paradoks. Pasca tragedi kemanusiaan Hirosima dan Nagasaki enam dasawarsa silam, terma ini semakin mengalami penyempitan makna dan mereduksi. Hingar bingar gerbang abad milennium menjadi saksi bisu di mana terorisme menjadi stigma buruk atas Islam. Tragedi 11 September 2001 atas World Trade Center...

Kanibalisme Fundamentalis dalam Perspektif*

Oleh : Rashid Satari** Kanibalisme (kekerasan kemanusiaan) hampir saja mengalahkan menu sarapan pagi kita. Kanibalisme adalah satu potret hidup manusia yang unlimited atau madal hayah. Darah Ahlul Bait di Karbala Nainawa, puluhan ribu korban Richard the Lion di semenanjung Yarusalem Palestina, prahara Timur Lenk, korban-korban nyawa di Poso dan Legian Kuta Bali, hingga kisah Ryan sang penjagal di pertengahan 2008, cukup menjadi bukti tentang kanibalisme yang terus terjadi hingga hari ini. Hal lain, Hamid Fahmi Zarkasyi dalam sebuah kolom...

Paradoks Ramadhan*

Oleh : Rashid Satari** “300”, sebuah film kolosal sekaligus kontrofersial yang sukses mendemonstrasikan eksotisme seni berperang. Anda yang pernah menikmati film ini tentu bisa melihat langsung bagaimana perisai menjadi senjata yang sangat efektif bagi pasukan kecil Sparta saat menghadapi kedigdayaan pasukan Persia dalam pertempuran di Thermopylae pada tahun 480 SM. Di tempat lain, nun jauh di angkasa sana Stratosfer menjadi bagian penting Atmosfer yang melindungi bumi dari bahaya ultraviolet (UV), sinar X dan sinar gamma. Atmosfer menjadi perisai...

Roman Agustusan*

Oleh : Rashid Satari** Merdeka! Merdeka? Agustusan selalu berlalu secara eksotis. Bagi Republik Indonesia, agustusan sudah menjadi pesta tahunan. Berlembar-lembar, berkarung-karung rupiah seakan tak jadi soal demi menutupi anggaran agustusan. Meski anggaran tersebut sekedar untuk membiayai pembuatan kain bendera, reklamasi upacara, batang pinang, karung, hingga membayar panggung dangdutan. Keceriaan-keceriaan simbolis sebagai bukti bahwa bangsa ini mensyukuri kemerdekaannya. Merdeka! Merdeka? Agustusan memang selalu eksotis. Pemerintah tak pernah...

PERPUSTAKAAN RUMAH DAERAH*

[Menggagas Paru-paru Dinamika Berbasis Pustaka] Oleh : Rashid Satari** Prolog Rumah daerah adalah anugerah. Keberadaannya kini telah memenuhi separuh dari impian masisir yang sejak lama mendambakan arena privacy sebagai penunjang aktifitas studi. Adapun separuh impian lagi terletak pada bagaimana keberadaannya kini dikelola sehingga tetap berada dalam idealisme awal yaitu sebagai sarana penunjang studi. Namun, apa yang dikhawatirkan berbagai kalangan atas dampak negatif rumah daerah sebagaimana tercantum dalam TOR Lokakarya beberapa waktu ke...

Bukan Mahasiswa Rekreatif*

~ Catatan Musim Panas Kelima ~ Oleh : Rashid Satari** Liburan. Kata yang sangat definitif untuk masisir di tengah musim panas. Buat saya sendiri, kali ini adalah musim panas ke lima. Dan setiap tahun, aktifitas masisir hampir tak ada beda. Musim panas berarti liburan. Lebih detail lagi bisa diartikulasikan dengan pulang ke tanah kelahiran. Ada juga yang rihlah atau jalan-jalan. Ada yang memilih kursus, talaqi bahkan memilih kajian. Ada yang sibuk suksesi bahkan ‘belajar’ rebutan kursi kekuasaan. Ada yang setia dengan dagang. Dan yang tak kalah...