Sunday, January 13, 2013

[#Egyptology] Sebuah Prolog



Apa yang ada dalam pikiran Anda ketika mendengar “Biologi”, “Fisiologi”, “Antropologi” dan gi.. gi.. lainnya? Mungkin pikiran Anda akan refleks membayangkan hal-hal ilmiah nan rumit. Lalu, sekarang apa yang terlintas di pikiran anda saat mendengar “Egyptology”?

Ilmu tentang ke-Mesir-an kah? Mungkin tentang politiknya, tentang industri pariwisatanya, tentang komoditasnya. Bisa jadi itu. Tapi di sini, bukan.

Ini adalah judul buku saya. Tepatnya, buku pertama saya yang ditulis secara bersendiri. Berisi tentang pengalaman perjalanan saya di sana. Pengalaman berinteraksi dengan masyarakatnya yang sangat unik. Ada yang bertanya, apakah ini buku traveling? Apakah ini buku backpacker?

Bukan keduanya. Menurut seorang teman yang ahli perbukuan, ini tergolong genre memoar traveling. Genre buku yang masih jarang di Indonesia. Buat yang pernah baca The Geography of Bliss, bisa membayangkan seperti itulah kurang lebih Egyptology.

Saya bertemu dengan orang-orang baru di sana. Kebiasaan-kebiasaan, adat dan budaya baru di sana. Setidaknya baru menurut saya. Dari utara hingga selatan, dari barat hingga timur, Mesir sangat bahkan terlalu kaya. Pantas saja negeri ini disebut ibunya peradaban dunia (Umm Ad Dunya).

Saya ingin mengajak Anda mengakrabi Mesir bukan dengan cara yang biasa. Bukan dengan cara yang biasa dilakukan buku-buku atau pemandu wisata. Saya tidak mengajak Anda melihat bagaimana bentuk Piramida. Saya mengajak Anda mengakrabi hal yang jauh lebih sederhana dari itu semua. Hal sederhana namun seringkali luput dari jepretan kamera pelancong pada umumnya.

Banyak orang yang pernah ke Mesir, dengan berbagai urusan. Namun, saya yakin setiap orang akan punya kesan dan ceritanya sendiri-sendiri. Seperti kerumunan orang di satu taman, mereka tak kan punya cerita yang sama.

Maka tentang Mesir, inilah cerita saya. Saya amat menikmati senti demi senti jalanan di sana, butiran demi butiran pasir yang memenuhi daratannya, tiupan demi tiupan angin yang menyelimuti udaranya. Semoga Anda juga menikmatinya. Lebih jauh.. semoga Anda berkesempatan mengunjunginya.

Selamat membaca.  

Bandung, 13 Januari 2012
Salam hangat,

Rashid Satari


NB : Egyptology sedang menunggu detik-detik kelahirannya. Sembari menunggu, saya akan ceritakan beberapa cuplikan isinya di sini. Dan, jika tak ada aral melintang, ia akan lahir akhir bulan ini. InsyaAllah. Mohon doanya ya.. :)





Comments
2 Comments

2 komentar:

  1. Bung Rashid,
    membaca judul buku anda 'Egyptology' di Gramedia saya langsung tertarik dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan saya mengenai sejarah dan kebudayaan Mesir yang memang sungguh menarik. Beberapa kunjungan ke Mesir tidak memuaskan saya karena informasi dan penjelasan dari guide lokal yang sangat minim sehingga saya sering mencari buku mengenai Mesir dalam bahasa Indonesia tapi sangat sulit didapat. Kalau dalam bahasa Inggris sih lumayan banyak, cuma tidak bisa mengerti.
    Saya membeli buku anda dengan harapan akan mendapat informasi tentang sejarah dan kebudayaan para Firaun atau sejarah kuno Mesir, dari era Firaun sampai Cleopatra yang terkenal, tapi ternyata hal itu tidak saya dapat dalam buku anda.

    Ada beberapa hal yang saya garis bawahi di dalam buku anda misalnya:

    1. hal 18, alinea 2. Apakah memang Mesir terletak di Timur Tengah? membaca alinea ini seakan-akan pembaca diinformasikan bahwa Mesir itu terletak di Timur Tengah. Setahu saya Mesir itu terletak di Afrika Utara, kecuali semenanjung Sinai yang terletak di Benua Asia. Israel, Palestina, Jordan, LIbanon, Syria, Jordania dll adalah sebagian dari negara Timur Tengah, sedangkan kita disebut Timur Jauh.
    2. hal 19, alinea 1. "Membuang sampah ke sungai adalah hal yang sangat tabu". Pada aliran utama sungai Nil memang sampah jarang atau sedikit kelihatan, karena kemungkinan terbawa arus deras sungai tsb. Tetapi coba sesekali ke tempat yang airnya agak tergenang..., sampah menumpuk. Ini masih di aliran utama sungai Nil. Dan cobalah tapaki daerah Giza, disana ada beberapa sungai kecil yang katanya adalah sungai buatan yang mengalirkan air dari Nil. Nah, disini timbunan sampah menutupi aliran air. Bahkan pernah bangkai kuda dilempar ke sungai tsb. Dan saya rasa, bung Rashid juga bisa menikmati pemandangan sampah-sampah yang berserakan pada hampir seluruh kota Kairo, khususnya daerah Giza.
    3. Hal 85, "Pemukiman Kristen Koptik dan Mesjid Amr ibnu Ash berada di kawasan Giza". Tempat ini tidaklah berada didaerah Giza, tetapi di daerah Old Cairo. Dari daerah Giza kita harus menempuh perjalanan yang cukup jauh lewat ring road menyeberang sungai Nil atau kalau dari daerah pusat kota harus lewat kawasan Al Azhar. Giza terletak di sebelah Barat sungai Nil sedangkan Mesjid Amr Ibnu Ash atau pemukiman Kristen Koptik berada di daerah Timur sungai Nil.

    Egyptology berarti Ilmu Pengetahuan tentang Mesir, yang bisa mencakup sejarah, kebudayaan, kependudukan dll. Orang yang ahli dalam sejarah permesiran disebut Egyptologist, misalnya Zahi Hawass (Direktur National Museum of Cairo), yang sering menjadi referensi siaran tv dokumentari seperti National Geography atau BBC.

    Setelah membaca buku tersebut, saya menilai judul "Egyptology" kurang tepat. Mungkin lebih tepat "Napak Tilas di Mesir" misalnya, karena buku itu hanya berkisah tentang pengalaman dan perjalanan anda selama disana.

    Demikian, mohon maaf kalau saya usil.

    Salam
    Ben

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pak Ben, terima kasih banyak atas komentarnya. Sangat berharga. Dan mohon maaf juga saya baru buka sudut blog saya yang sebelah sini. Rupanya ada komentar. Hehee..

      Betul, Pak. Setelah turun cetak, saya merasa buku tersebut masih perlu ada perbaikan. Alhamdulillah jadi ada proses belajar. Terima kasih sekali lagi atas masukannya.

      Mesir memang merindukan. ;)

      Delete

Silakan tulis kesan anda di sini. :)